NANGGROE ACEH DARUSSALAM
MASJID BAITURRAHMAN-ACEH
Berlibur kemana tahun ini ?Jalur Luar Negeri pasti mahal tetapi sekali-kali liburan ke wilayah Domestik boleh juga. Tidak harus dengan kawan dekat. Merencanakan pergi ke suatu tempat bisa dengan rekan sekerja yang punya hobby sama. Kami mengambil Cuti kantor rame-rame dan memutuskan untuk ke Nanggroe Aceh Darussalam. Untuk hari pertama ini tujuan kami adalah ke Masjid Baiturrahman.
Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Cut Nya DhienSekilas tentang Nanggroe Aceh Darussalam
Nanggroe Aceh Darussalam sebagai pusat penyebaran agama Islam. Aceh Darussalam berlokasi di daerah hulu pulau Sumatra atau ujung pantai Aceh yang disebut Aceh Besar (Aceh Rayeuk). Bahasa Aceh adalah Bahasa Gayo.Masyarakatnya terbagi dua yaitu golongan ulama (Tengku) dan golongan bangsawan (Teuku)
Nanggroe, sistem pemerintahan setingkat kenegerian/kabupaten. Nama Aceh berasal dari nama terompah Aceh yang berbentuk segitiga atau dikenal dengan sebutan jeuce. Darussalam = Tanah Damai.Dalam empat tahun ini Aceh masih terus melakukan pembangunan dari musibah gempa Tsunami yang menghanyutkan hampir separuh Aceh.
TOUR TSUNAMI
Hari ke dua waktu sudah menunjukkan pukul 13.15 WIB kami keluar dari Gapang dan meninggalkan mess pukul 14.3o menuju pelabuhan Balohan mengejar Km kembali ke Ulee Lheu pukul 15.3o. Special hari Minggu di pelabuhan Ulee Lhue berjejer penjaja-2 jagung bakar. Selepas pulang dari Pulau Weh, kami melewati pemandangan yang menakjubkan. Bayangkan Mihrab Imam terdampar dipinggir laut terbawa arus Tsunami sedangkan bangunan lainnya sudah tidak nampak. Hari ke Tiga wisata Tsunami Educational Park, dimana kapal apung PLTD seberat 3.600 Ton dihempas gelombang Tsunami sejauh 4 km. Kapal besar ditengah komplek ini sangat membantu mendapatkan gambaran betapa dahsyatnya Tsunami pada waktu itu. Pada gempa bumi dahsyat di samudra Hindia yang berkekuatan 9.3 Richter juga menghempaskan sebuah kapal dan terdampar di perumahan penduduk di Kawasan Gampong Lampulo. Peristiwa ini akhirnya dipertahankan sebagai obyek wisata untuk pengingat bencana dahsyat tersebut.

Perahu ini nangkring di atap rumah penduduk karena terhempas badai Tsunami
Balai Pertemuan yang berdekatan dengan Museum Aceh
Lonceng Cakra Donya
Saat berkunjung ke Balai Pelestarian peninggalan Purbakala ini kami tidak sempat masuk ke dalam ruangan karena sedikitnya waktu sehingga amat terburu-buru. Di dalam lokasi ini kami sempat menabadikan salah satu lokasi dimana mencerminkan seorang putri Phang dari Pahang yang menyukai bermain di bukit. Bukit ini bukan asli melainkan dibuat dengan sengaja sebagai pengingat.
Gunongan.
Gunongan Letaknya di tengah kota, salah satu peninggalan dari Sultan Iskandar Muda untuk cintanya, Permaisuri Putri Phang dari Pahang-Malaysia. Bentuknya sih hanya bangunan seperti bukit-bukit. Kami foto sama teman-teman dibawah terik matahari. Panas sekali udaranya. Setelah dari Gunongan kami keliling lagi dengan beca motor menuju Kerkhoff. Pilihan jalan-jalan selain menggunakan beca motor bisa juga menggunakan labi-labi (istilah angkutan kota).

Ini namanya Pohon Gelumpang, saksi hidup rakyat Aceh melawan Belanda, pohon ini terdapat di dalam area Masdjid Baiturrahman dan juga Batu Peringatannya yang tidak jauh dari pohon tersebut.
Dengan beca motor yang sama, kami menuju Monumen RI –OO1. Letaknya di jantung kota di Seulawah satu area dengan Tugu Seulawah.
Tugu Seulawah dan Pesawat RI-001Wisata ke Pendopo yaitu bekas Istana Kerajaan Aceh yang diperuntukkan Gubernur Belanda dan sekarang ditempati Gubernur Aceh. Area sekitar Pendopo ada Kandang Meuh dan beberapa makam yang tampak sangat tua. Daily tour yang kami rencanakan ini sangat padat. Pulang ke base camp kalau hari sudah gelap. Siang masih di hari ketiga, menuju Ulee Lhue melewati perumahan Phaya Lhok, sebuah kompleks perumahan bantuan asing (Turkey) di jalan R Tayyib Erdogan Caddesi.
Kunjungan terakhir kami ke Taman Sari, tempat ini dijadikan sebagai ajang lokasi dakwah Muslem pada acara lomba dakwah oleh perusahaan seluruh Divisi Regional Telekomunikasi Indonesia.
Setelah berputar-putar dalam kota, selanjutnya menyisir pantai. Dua pantai di Aceh ini saling berdekatan yaitu pantai Lhok Ngaa dan pantai Lampuuk (dibaca Lampu-uk) setelah itu baru ke museum Tjut Nya Dien. Perjalanan ketempat wisata di Aceh cenderung sangat dekat, hanya 1 jam saja sudah bisa seharian langsung mendapatkan obyek buruan. Disini kami melongok dua pantai yang saling berdekatan yang berbeda jarak hanya 15 menitan.
LaMpuUk bEacH
Masjid Rahmatullah (tampak depan)
Rahmatullah Camii (tampak samping) Lokasi : Mie Rajali
No comments:
Post a Comment